Headlines News :
Home » » Sang Sutradara

Sang Sutradara

Written By Admin on Sabtu, 20 Desember 2014 | 16.16

Kreasi MARS - Sang Sutradara Alhamdullilah ya………..kali ini MARS mendapatkan kesempatan emas buat wawancara dengan salah satu guru pengelola ekstrakurikuler PPST kita, Bapak Edi Rahmat Sutrisno, S.Pd. yang terkenal sabar katanya cie…..denger-denger beliau bukan hanya berprofesi sebagai guru saja, melainkan beliau juga banyak berprofesi lain di luar sekolah yaitu pijat refleksi gitu, pasti teman-teman sudah pada tahu kan?? Pasti dech penasaran ??....oke, untuk mengetahui sosok guru kita yang satu ini, langsung aja yukz simak dari sejarah teater SMKN 1 Panji yang di wawancarai oleh Tim Redaksi MARS bersama Bapak Edi Rahmat Sutrisno, S.Pd.

Bpk Edi Rahmat Sutrisno, S.Pd (Alm)



1. Kapan Teater SMK mulai berdiri?

Teater SMK berdiri sejak tahun1994. Pada saat itu masih belum terbentuk keorganisasiannya, tetapi teater tersebut sudah menampilkan karyanya yang berjudul “Minak Jinggo Cari Jodoh” dalam acara MAS (Malam Apresiasi Seni SMEA), setelah pementasan karya tersebut barulah teater SMEA (sekarang SMK) mendapatkan apresiasi dari sekolah dan siswa.

Kemudian ditahun 1995 barulah teater SMK terbentuk dengan nama “Lang-Lin-Lu” (kependekan dari Langkah, Lincah, Lucu). Nama Lang-Lin-Lu seakan-akan menjadi pertanyaan besar bagi siswa SMEA disaat itu, mengapa memberi nama Lang-Lin-Lu? Atas dasar apa tercipta nama tersebut? Teater SMK (dulu SMEA) memilih nama tersebut karena setiap penampilan atau karya yang dihasilkan selalu menarik dan lucu.

Terbentuknya Teater “Lang-Lin-Lu” itu tak lepas dari pembinaan Guru dan Alumni SMEA saat itu, yaitu :
1.    Drs. Kayat : Guru SMK selaku Penanggung Jawab Teater “Lang-Lin-Lu”.
2.    Edi Rahmat Sutrisno, S.Pd : Guru SMK selaku Pembina 1 dan Pelatih Teater “Lang-Lin-Lu”.
3.    Dra. Darminilika : Guru SMK selaku Pembina 2 dan Pelatih Teater “Lang-Lin-Lu”.
4.    Muhammad Zen, S.Pd.Ing : Alumni SMK selaku Pelatih Teater “Lang-Lin-Lu”.

Teater “Lang-Lin-Lu” terus menampilkan karya-karyanya hingga tahun 2002. Ditahun 2003-2005 Teater “Lang-Lin-Lu” kemudian fakum atau tidak menampilkan karya-karyanya dikarenakan para pembina dan pelatih tidak aktif karena kesibukan yang terkait dengan kedinasan.

Ditahun 2006 Teater “Lang-Lin-Lu” kemudian berganti nama menjadi “Sun Moon Light”. Pergantian nama itu dikarenakan adanya pergantian pelatih teater, kebetulan pelatih tersebut dari luar SMK yang bernama Dedi Murdani dengan pembinaan dari Edi Rahmat Sutrisno, S.Pd.

2.    Karya apa saja yang pernah ditampilkan oleh Teater SMK?
  • Minak Jinggo cari jodoh (1994) : Teater “Lang-Lin-Lu”
  • Kejetit otawa mekar karena memar (1995) : Teater “Lang-Lin-Lu”
  • Maria Cinta yang hilang (1996) : Teater “Lang-Lin-Lu”
  • Awan Jingga di singgasana Daha (1997) : Teater “Lang-Lin-Lu”
  • Sampek Intai (1998) : Teater “Lang-Lin-Lu”
  • Cinderlela (1999) : Teater “Lang-Lin-Lu”
  • Ande-ande lumut (2000) : Teater “Lang-Lin-Lu” (Juara 2 Tingkat Kabupaten)
  • Mbah Dukun (2001) : Teater “Lang-Lin-Lu”
  • Kholifah yang bijaksana (2002) : Teater “Lang-Lin-Lu”
  • Gelandangan (2006) : Teater “Sun Moon Light” (Juara 1 Tingkat Kabupaten)
  • Nyai bie (2008) : sebagai anggota PPST (Penata artistik terbaik tingkat Jawa Timur)
  • Rengganis (2009) : sebagai anggota PPST
  • Goa Sinta (2010) : sebagai anggota PPST dengan nama “Muda Budaya”
  • Mayangsari (2011) : sebagai anggota PPST dengan nama “Muda Budaya”
  • Aeng Sa Cap-cap (2012) : sebagai anggota PPST dengan nama “Muda Budaya” (Juara 1 Tingkat Propinsi)
  • So’onan (2012) Mewakili Kabupaten Situbondo di TMII Jakarta
  • Aeng Sa Cap-cap (2012) Mewakili JawaTimur sebagai Duta Seni Pelajar dalam Pagelaran Seni di Jogjakarta
3. Sejak kapan teater SMK bergabung dengan PPST?

Teater SMK bergabung dan diakui di PPST mulai tahun 2007 dengan struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua: 
Edi Rahmat Sutrisno, S.Pd

Sekretaris: 
Zainuri, S.Pd

Pelatih: 
Dedi Murdani (2006-2009)
              Toton (2008-2009)
              Wiwik Hendrianti (2011)
              Edi Rahmad Sutrisno, S.Pd (dari awal berdiri sampai sekarang)
              Heri Susanto, S.Pd (2012)
              Muhammad Zen, S.Pd.Ing (2012)

4. Bagaimana perkembangan teater SMK setelah berkembang dengan PPST?

Setelah bergabung dengan PPST, Teater SMK semakin berkembang dengan pesat dan dapat meraih juara 1 tingkat propinsi dan menjadi duta seni pelajar ditingkat nasional yaitu ke Jakarta dan Jogjakarta.

5. Hasil karya apa saja yang telah dibuat semenjak bergabung dengan PPST?

1.    Nyai Bie (2008)        Saduran
2.    Rengganis (2009)        Saduran
3.    Goa Sinta (2010)        Karya Edi Rahmad Sutrisno, S.Pd
4.    Mayangsari (2011)         Saduran dari Karya Edi Mulyanto
5.    Aeng Sa Cap-cap (2012)    Karya Edi Rahmad Sutrisno, S.Pd
6.    So’onan (2012)        Karya Edi Rahmad Sutrisno, S.Pd saduran dari Goa Sinta

6.    Prestasi apa saja yang diraih setelah bergabung dengan PPST?

1.    Nyai Bie    : Penata artisitik terbaik tingkat Jawa Timur (2008)
2.    Aeng Sa Cap-cap    : Penyaji terbaik pertama tingkat Jawa Timur (2012)
3.    Aeng Sa Cap-cap    : Terpilih sebagai duta seni pelajar mewakili Jawa Timur di tingkat
          Nasional di Jogjakarta (2012)
4.    So’onan    : Terpilih sebagai duta seni pelajar mewakili kabupaten Situbondo
      dan Propinsi Jawa Timur di anjungan Jawa Timur TMII Jakarta (2012)

7. Kendala/kesulitan apa saja yang bapak ditemui dalam membina Teater SMK?
 
Kalau berbicara masalah itu tentunya banyak tantangan yang dihadapinya, baik dari pihak siswa maupun guru bahkan dari wali murid. Sering saya jumpai ada yang pro dan ada pula yang kontra, ada yang mendukung, bahkan ada pula yang tidak mendukung sama sekali. Seharusnya mereka yang tidak mendukung memahami dan mengerti kareni ini semua adalah perjuangan mengangkat nama baik sekolah, kabupaten dan bahkan propensi jawa timur, bahkan ke tingakat nasional. Namun berkat kesabaran, bermacam-macam tantangan saya hadapi dengan tabah dan ikhlas, yang penting bagi saya semuanya dapat berjalan dengan baik dan sukses.

8.    Saya mendengar bahwa Pak Edi Rahmad Sutrisno, sering dipanggil atau djuluki “seniman minang kolbu”, apa maksud dari julukan tersebut?

Betul saya memang mendapat julukan tersebut dikarenakan setiap karya yang saya buat, didalamnya saya selalu memberikan pesan-pesan religi dan puji-pujian kepada Tuhan dalam mencari jati diri.

9.    Kesan dan pesan apa yang didapat setelah PPST meraih juara tingkat propensi Jawa Timur dan bahkan meraih tingkat nasional?

Saya sangat bangga, puas dan terharu, seakan-akan saya seperti mimpi dan tidak percaya. Namun keyakinan dalam hati saya sudah ada setelah penampilan di acara Padang Rembulan di alon-alon kota Situbondo. Kita dapat meraih dengan sukses dan mendapat sambutan laur biasa dari Bupati, Wabup, Kepala Dispora, Kepala Diknas dan lebih-lebih lagi dari pihak Diknas Propensi Jawa Timur. Ini merupakan sumber inspirasi utama yang kemudian Dispora menunjuk Tim PPST SMK untuk tampil di anjungan Jawa Timur TMII Jakarta.

Hal ini memang tidak mudah untuk meraih sukses tanpa perjuangan yang keras dan dukungan dari semua tim yang terkait. Saya merasa bersyukur, dua naskah (So’onan dan Aeng Sa Cap-cap) dapat meraih ke tingkat nasional, apalagi sekolah kita SMKN 1 Panji mendapat kehormatan dan kepercayaan dari Dinas Propensi Jawa Timur sebagai pusat tempat latihan yang dihadiri oleh seniman-seniman Jawa Timur yang bertaraf internasional. Ini semua imej gaib yang selalu besuara dalam hati nurani saya.

Seni adalah perwujudan rasa yang menyatu dengan hati nurani yang ikhlas dan suci, suara tuhan selalu bersuara dalam hati nuraniku untuk menyatu dengannya. Ini tercetus dalam 2 gending dalam cerita “So’onan dan Aeng Sa Cap-cap” yang berbunyi :
(salah satu sair dalam gending cerita “So’onan”)
        Panyettong atena…..panyettong rassana….
        Sopaje katarema sadeje parnyo’onanna….
(Satukan hati…satukan rasa….supaya diterima segala permohonannya)
        (salah satu sair dalam gending cerita “Aeng Sa Cap-cap”)
        Cap-cap-cap aeng sa cap-cap…..e pakompol deddi sagere..
        Mara mekker, mara pa engak, nyare elmu se tak e tangale…
        Mara pa engak, mara penyettong, mak olle aguna odik e dunya..
   
(Setetes air, dikumpulkan menjadi lautan. Ayo berfikir, ayo mengingat, mencari ilmu yang tidak bias dilihat. Ayo mengingat dan menyatukan diri dengan Tuhan supaya berguna hidup di dunia)

Dari sair tersebut, bisa dilihat bahwa sair tersebut mengandung filosofi yang dalam, jadi saya berharap masyarakat bisa mengambil suatu hikma bahwa seni tidak hanya menampilkan suatu hiburan tetapi juga sebagai pembelajaran kepada kita untuk meningkatkan keimanan kita kepada Tuhan.

Secara pribadi, saya ingin menghimbau kepada semua pihak yang terkait :
  1. Jangan tinggalkan seni tradisi yang merupakan sejarah kita sehingga kita bisa mengenal budaya daerah kita.
  2. Lestarikan budaya daerah karena ini merupakan Pusaka ampuh yang menjadi ciri khas budaya bangsa.
  3. Jangan sampai budaya daerah kita hilang karena kekayaan budaya kita dapat menentukan karakter bangsa kita yang murni dan tidak dimiliki bangsa lain.
  4. Hendaknya pihak-pihak yang terkait dari pemerintah daerah, propensi maupun pusat, ikut merespon, melindungi dan melestarikan budaya daerah yang merupakan bagian dari budaya nasional yang tercatum dalam UUD 1945.
Terima kasih banyak Bapak Edi Rahmat Sutrisno, S.Pd sudah meluangkan waktunya untuk MARS. Mudah-mudahan apa yang Bapak harapkan untuk murid-murid SMK Negeri 1 Panji kedepannya dapat terkabul dan bermanfaat. Amin…….Karya selanjutnya kami tunggu…….
(Red)


Share this post :

+ komentar + 1 komentar

20 Desember 2016 pukul 22.01

asek sang juara. :D http://rahmadmars.com/

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kreasi MARS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger